Aplikasi MyPertamina

PRO KONTRA APLIKASI MYPERTAMINA

Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah menghimbau masyarakat untuk membeli BBM yang bersubsidi (Solar dan Pertalite) melalui aplikasi MyPertamina.

Katanya sih ini digunakan untuk mengatur target subsidi untuk bahan bakar agar tepat sasaran dan kantong negara tidak jebol. Pasalnya pada 2022 anggaran untuk BBM Subsidi yang tadinya 56,9T, naik menjadi 83,7T. Dilanjut 20 Juni 2022, konsumsi pertalite ataupun solar sudah melebihi 50% dari kuota subsidi. (Solar 51,24%) (Pertalite 57,56%).

Menkeu Srimulyani juga mennyampaikan bahwa “Kenaikan subsidi bukan cuma disebabkan oleh kenaikan harga minyak, tetapi juga kenaikan konsumsi BBM Subsidi oleh masyarakat” Bahkan permerintah juga menduga bahwa kuota BBM Subsidi will be potentially collapsed before the 2022 ended.

Tapi apakah cara ini bisa benar-benar efektif?

Revisi Perpres 191 Tahun 2014 terkait kriteria khusus kendaraan yang berhak menerima BBM subsidi tersebut juga ikut mengatur berjalannya aplikasi ini. Kendaraan yang tidak sesuai dengan kriteria, otomatis akan di-blacklist untuk mengisi BBM subsisdi di SPBU Pertamina.

Pada Rabu 29 Juni 2022 kemarin, Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman memberikan penjelasannya dalam Webinar ‘Generating Stakeholders Support for Achieving  Effectiveness of Duel and LPG Subsidiers’ yang berkesimpulan sebagai berikut,

  1. Untuk Pertalite, kendaraan yang dilarang menggunakan pertalite adalah kelas mobil mewah dengan CC diatas 2.000 atau mobil mewah keluaran baru dengan CC kecil. Begitu juga kendaraan bermotor mewah.
  2. Kendaraan berplat berplat hitam, tetapi terkecuali dengan plat hitam dengan bak terbuka karena masih banyak saudara kita yang membutuhkan solar subsidi untuk usahanya di kampung.
  3. Untuk angkutan barang berplat kuning masih bisa menggunakan solar subsidi dengan membawa surat rekomendasi dari dinas setempat. Hal itu juga berlaku untuk mobil pengangkut perkebunan dan pangan rakyat yang maksimum gross ton-nya 30 ton.

Untuk tahap awal, diadakan uji coba di 5 Provinsi dan 11 Kota/Kabupaten di Indonesia. Daerah tersebut meliputi 

  1. Bukit Tinggi, Sumbar
  2. Agam, Sumbar
  3. Tanah Datar, Sumbar
  4. Padang Panjang, Sumbar
  5. Banjarmasin, Kalsel
  6. Bandung, Jabar
  7. Tasikmalaya, Jabar
  8. Ciamis, Jabar
  9. Sukabumi, Jabar
  10. Manado, Sulut
  11. D.I Yogyakarata

Nah dari yang udah dijelaskan diatas kita bahas poin-poin yang jadi perbincangan masyarakat ya

  1. Sudah jelas yang pertama  karena hal tersebut sangat bertolak belakang dengan peraturan yang sudah berada di SPBU yaitu dilarang menggunakan handphone. Yang mana MyPertamina sendiri adalah aplikasi berbasis android dan iOS yang memang harusb dijalankan melalui handphone. Apa gak takut “DUAARRRR” tuh?
  2. Menyambung penggunaan handphone, tidak dipungkiri bahwa tidak semua orang memiliki smartphone yang canggih. Contohnya saja, pengguna solar yang kebanyakan supir truk daerah kecil yang mereka sendiri mengaku handphone yang mereka miliki belum dapat mengakses aplikasi tersebut, dan tidak sedikit dari mereka yang kurang paham dengan teknologi sehingga mereka pun mengeluhkan hal tersebut.

    Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus yang  mendukung berkata bahwa hal itu bisa dipecahkan dengan Pertamina membuat kartu semacam “e-toll” atau “e-money”. Kartu ini bisa digunakan di SPBU atau penyalur BBM untuk membeli BBM bersubsidi dengan kuota yang telah ditentukan. Tapi tetep aja ribet gak sih Pak, kan bisa tinggal isi bensin, terus bayar. Tetap tidak semua orang punya e-wallet juga kan.
  3. Kemudian surat rekomendasi, jika memang yang berkepentingan sedang terburu-buru masa iya mereka harus menunggu untuk dinas setempat membuatkan surat rekomendasi untuk BBM subsidi dahulu?
  4. Tentang mobil dan kendaraan mewah, sudah jelas mereka yang memiliki kendaraan tersebut adalah golongan masyarakat kelas atas yang sudah mengerti bahwa memang kendaraan mereka harus diiisi dengan bahan bakar khusus berkualitas tinggi. Misalnya, ada orang yang mengisi Roll Royce dengan pertalite atau solar, ya oastinya akan berakhir dengan mobil tersebut harus masuk bengkel untuk reparasi kan?
  5. Terus jangan lupa juga tentang aplikasi PeduliLindungi yang fungsi awalnya untuk mengontrol penyebaran dan penaganan Covid. Namun sekarang, malah fungsinya ditambahkan untuk untuk membeli minyak eceran. Anda heran? Kami pun juga heran saudara-saudara. Apa jangan jangan aplikasi MyPertamina ini akan memiliki tujuan lain yang ‘berkesinambungan’ seperti layaknya pengendalian Covid dan Minyak Eceran? Who knows? Mari kita lihat aja nanti mau bagaimana jadinya deh ya.

Kalau menurut pendapat kalian gimana? Aplikasi MyPertamina ini dapat berguna dan memudahkan para penggunanya atau malah sebaliknya ya?

Komentar Terbaru

Leave a Reply

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Yuk Konsultasi Gratis Kouta Terbatas
error: Content is protected !!